Sedekah bikin berkah

Assalamualaikum Wr. Wb.

Pasti tahu dengan pendiri Microsoft kan? yang memiliki kekayaan mencapai $61 Billion? Bill Gates! Iyak betul 100 buat anak-anak, seribu buat bapak guru. Si bapak yang ahli dalam program ini menyisihkan 10 % dari harta kekayaan pribadinya untuk yayasan sosial yang dia bangun dengan istrinya bernama Bill and Melinda Gates Foundation. Dan sekarang telah mendedikasikan dirinya untuk mengurus yayasan tersebut dan tidak lagi mengatur perusahaan peranti lunak tersebut. Selanjutnya ada tokoh terkaya lainnya yaitu Warren Buffet seorang investor dan juga salah satu makhluk terkaya di muka bumi ini. Diperkirakan total donasinya mencapai 40 juta dolar. Sehingga dia dijuluki menjadi pebisnis modern yang paling dermawan tetapi masih dengan label makhluk terkaya di muka bumi ini. Seluruh dunia akan mengingat bahwa mereka adalah orang yang loyal dan dermawan.

Saya punya cerita sendiri tentang efek dari memberi itu bahwa akan selalu diingat oleh orang lain. Waktu SD saya diantar jemput oleh pak supir terkadang nenek saya pun ikut naik mobil jemputan. Setiap pulang ke arah rumah ada komplek kecil yang waktu itu sedang membangun masjid. Seperti biasa, didepan masjid ada mas-mas memakai peci yang menadahkan jaring ikan untuk menampung uang. Saya juga masih belum paham sejarahnya dari mana Islam mengajarkan hal ini, tapi ya sudahlah bukan itu yang diperdebatkan. Lalu dibelakangnya ada bapak-bapak yang siap dengan Mic dan amplifiernya memberikan komentar “Alhamdulillah, terima kasih pak, mudah-mudahan berkah” Nah kebetulan nenek saya termasuk orang yang ringan tangan dan suka memberi. Setiap lewat jalan itu pasti membuka kaca dan menjatuhkan selembar uang Seribu Rupiah. Kejadian tersebut berulang-ulang kali dan membuat bapak pemegang mic tersebut hapal dengan mobil jemputan kami. “Yak, Mobil Kijang B 1884 YW dataaaang daaaan Alhamdulillah terima kasih semoga amalnya diterima di sisiNya”. Semasa kecil saya suka ge-er sendiri setiap lewat daerah  situ karena selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat setempat kalau mobil kami lewat. Itu juga yang membuat kebiasaan saya memberi ketika berada di perempatan lampu merah. Setiap berhenti dilampu merah, buka kaca, kasih uang receh, tutup kaca. Tetapi mengapa orang miskin masih tetap banyak yang meminta-minta dan menjadi kebiasaan yang tidak enak dipandang. Nama negara kita jadi buruk di mata bule-bule yang datang. Akhirnya saya sudah mulai mengurangi kebiasaan memberi dilampu merah selain sudah ada larangan dari pemerintah untuk kasus tersebut. Saya lebih menghargai pedagang kaki lima, penjual boneka mobil goyang-goyang, penjual tahu dan minuman, penjual tempelan mobil ketimbang kaum miskin yang bermodalkan tampang kusut baju robek-robek apalagi sampai mengeksploitasi anak kecil. Setega itukah para orang tua yang membiarkan anaknya mengais duit dijalanan saat hujan turun?

Kembali membahas masalah sedekah. Setiap manusia pasti memiliki Kepercayaan dan Agamanya masing-masing. Pendekatan Agama akan mengarah kepada Hidden Motivation. Motivation adalah sesuatu yang membuat kita tetap semangat dalam menjalani hidup. Jadi Hidden Motivation disini tidak lain dan tidak bukan adalah Tuhan. Mungkin agama kristen bisa menyebut Tuhan Yesus tetapi karena saya Islam maka saya menyebutnya Allah SWT. Setiap umat beragama pasti percaya bahwa Hidden Motivation akan selalu mencatat amal kejahatan dan kebaikan atas apa yang kita perbuat. Amal perbuatan ini bisa dihubungkan dengan sedekah, didalam Kitab Suci Al-Qur’an dijelaskan bahwa balasan dari memberi tidak hanya diakhirat saja tetapi juga dunia langsung bahkan 700 kali lipat. Ini bisa disebut juga investasi dunia dan akhirat. Apa itu investasi? Tenang saja pasti dibahas setelah ini.

Selanjutnya bukti nyata yang berhubungan langsung dengan moral kita adalah sedekah membuat perasaan kita nyaman dan tentram. Gini lho.. setiap kita memberi uang kepada mereka yang tidak mampu atau membantu sesama, dengan tidak disadari kita membuang energi negatif dan menyerap energi positif kedalam diri kita. Perasaan kita bertambah nyaman, damai dan senang. Contoh kecilnya memuji orang lain, kalau teman dibilang ganteng atau cantik pasti feedbacknya positif atau coba saja lihat efek dari orang lain yang kita beri hadiah, pasti senyum, dan bilang “terima kasih yaaa”, ditambah lagi kita akan diberi hadiah lagi esok hari. Alhamdulillah itu namanya rezeki, ga boleh ditolak :))

Istilahnya bisa charity, giving, sedekah, beramal, infaq, dan masih banyak lagi tetapi pada intinya memberikan apapun yang kita punya kepada mereka yang tidak punya. Giving bisa bermacam-macam bentuknya. Yuk langsung dikasih contoh karena penjelasan tanpa contoh bagai makan soto tanpa kuah. Contoh pertama memberikan ilmu yang kita punya kepada mereka yang belum tau ilmu tersebut. Dalam kegiatan belajar-mengajar disekolah, siswa berprestasi dalam bidang akademik memberikan tutor sebaya kepada siswa yang belum paham pelajaran. Tutor sebaya adalah sistem pengajaran yang dilakukan oleh teman seangkatan. Jadi bukan senior yang mengajar junior, bukan kakak kelas mengajari adik kelas. Tapi teman didalam satu kelas yang menjadi guru. Sistem ini sudah banyak digunakan disetiap sekolah karena metode yang diajarkan guru akan berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh teman seumurnya. Dan keuntungan langsung yang dirasakan oleh siswa yang mengajarkan ilmunya tersebut adalah semakin melekat diluar kepala (bukan hilang lho ya) kenapa? Ya karena dia mengulang-ngulang terus ilmu yang ada. Semakin pintar dan tetap rangking satu dikelas kan?

Selanjutnya meminjamkan catatan kepada teman, pasti ada teman kita yang suka malas mencatat pelajaran. Akhirnya dia mencari teman yang rajin mencatat, teman yang rajin mencatat pun meminjamkan catatannya, kegiatan itu diulang terus menerus, jadinya anak yang malas mencatat jadi ga pernah nyatet pelajaran, sebaliknya anak yang rajin nyatet malah makin rajin mencatat. Keuntungan langsung yang didapat anak yang rajin mencatat adalah rajin masuk kelas karena selalu mencatat setiap pelajaran dan tulisannya makin bagus supaya si peminjam catatan ini bisa baca dengan jelas, ga nanya-nanya mulu.

Lalu menjadi guide serabutan kepada orang baru yang masuk didaerah kita. Misalnya Joko adalah warga Yogyakarta sedang kedatangan keluarga dari Jakarta bernama Jason. Kemudian Joko mengajak Jason jalan-jalan untuk berkeliling Malioboro dan menjelaskan apa saja tempat-tempat menarik dan kuliner khas kota pelajar itu. Otomatis Joko akan merekomendasi tempat yang pernah Joko kunjungi sebelumnya. Jason gembira atas penyambutan itu dan makin sering berkunjung ke Yogyakarta membawa teman-teman dari Jakarta. Dengan terpaksa Joko menjadi guide gratis lagi kan? Eits jangan salah itu gratis ya, dengan menjadi guide gratis, tanpa disadari Joko semakin hafal daerah Jogja karena ga mungkin ngasih tempat yang udah dikunjungi lagi, nanti bosen dong, kedua Joko pun punya teman-teman baru dari Jakarta, ketiga karena Jason puas dengan perlakuan Joko, mulai dari biaya perjalanan sampai biaya makan ditanggung oleh Jason. Joko pun tidak mengeluarkan sepeserpun uang selama seharian.

Contoh lain lagi cerita si anak orang kaya dan anak orang miskin. Ada 2 anak manusia yang memiliki latar belakang berbeda. Yang pertama anak orang kaya, sebut saja si kaya, dia berasal dari keluarga pengusaha termasyhur dinegaranya yang mungkin 7 turunan tidak akan habis kekayaannya. Yang kedua anak orang miskin, sebut saja si miskin, dia hidup dibawah garis degradasi kemiskinan, melarat, dan orang tuanya punya hutang 7 juta dollar. Mereka berdua teman baik disekolah, karena si kaya merasa cocok bermain dengan si miskin, mereka bersahabat saking akrabnya si kaya selalu memberi uang kepada si miskin untuk makan sehari-hari. Dari bulan ke bulan, tahun ke tahun si kaya selalu memberi makan si miskin, dan si miskin menggantungkan hidupnya kepada si kaya. Si kaya yang dermawan ini menjadi tempat curhat si miskin, jiwanya tidak tega temannya kelaparan. Bagaimanapun juga si kaya harus memberi makan si miskin setiap hari. Si kaya akhirnya berusaha mencari pekerjaan tetap karena punya beban untuk dirinya sendiri dan untuk si miskin. Dan si miskin? Tetap menggantungkan hidupnya kepada si kaya. Dia menjadi pribadi yang malas bekerja dan bergantung hidupnya pada orang lain. Jadi si kaya tambah kaya 7 turunan malah bertambah 8 turunan karena punya pekerjaan baru. Dan si miskin makin miskin dengan tambahan hutang jadi 8 juta dollar karena telah berkeluarga. Itulah kenapa memberi selalu lebih baik dari menerima, tangan diatas selalu lebih baik dari tangan dibawah. Percaya deh karena sebagian uang yang diberikan kepada mereka yang kurang beruntung tidak akan habis, malah dibalas sepuluh kali lipat oleh Tuhan.

Sebenernya masih banyak kejadian-kejadian sedekah dalam kehidupan kita, mulai dari hal yang paling sederhana misalnya senyum sampai menyumbangkan barang kesayangan kita kepada orang lain yang butuh. Nah ini jadi buat tugas teman-teman dirumah. Buatlah cerita sedekah yang bisa jadi inspirasi buat teman-teman yang lain. kirim via email ke planningthemoney@yahoo.co.id nanti cerita kamu semua yang paling bagus akan diposting dalam blog jaesarahman.wordpress.com Selamat menulis dan bercerita!

Top 5 reason to stop watching Television

Tulisan ini saya buat ketika teringat masa SMA yang bisa 3 tahun hidup tanpa Televisi, bercermin dari itu posisi Televisi di tengah-tengah masyarakat dunia memiliki pro kontra sendiri saat ini. Pasti kita sering membahas masalah ini sebelumnya dalam lingkup pergaulan kita. Mulai dari anak-anak hingga kakek-nenek terbawa pengaruh dari TV.

Jadi ada top 5 alasan menurut saya untuk berhenti menonton TV :

1. Up-to-dateness

Seringkali kita lihat berita di televisi berulang-kali ditayangkan. Mulai dari berita dipagi hari, pagi menjelang siang, siang hari, siang-menjelang sore, sore hari, dan malam hari. Kemudian berita tersebut masih diulang lagi dalam seminggu. Apa kita ga bosen liat tokoh dan kejadian yang itu-itu aja? Hehe. Terkadang televisi juga mengambil berita dari internet dan juga membeli video dari masyarakat yang tidak sengaja merekam kejadian tertentu makanya suka ada dibawahnya keterangan (sumber video amatir). Jadi saran saya mencari berita dari radio, koran, atau internet saja sehingga kita bisa milih berita mana yang sudah atau belum kita lihat atau dengar.

2. Commercials

‘Jangan kemana-mana setelah yang satu ini’ ketika kita sedang menikmati acara TV dan akan menuju klimaks dari permasalahan selalu saja dihentikan dengan kata-kata tersebut. Kesel sendiri kan? Apalagi kalau kita lagi nonton film bioskop yang ditayangkan di TV kadang suka semaunya editor saja memotong jadi iklan. Lebih baik kita beli DVD atau download film dari Internet lalu menonton deh sambil nyemil atau bareng teman, pacar, dan sanak-saudara.

3. Being dictated by the TV

‘Wah udah jam segini, harus pulang setel channel ini nih!’ Pasti kita pernah membuat jadwal tertentu untuk menyempatkan absen didepan tv karena acara kesukaan kita. Berarti kita semua sudah didikte seperti anak TK sebelum masuk kelas atau absen pegawai kantor pakai sensor ibu jari. Kita punya waktu 24 jam manfaatkanlah waktu sebaik-baiknya, time is money -USA poverb- or time is sword that will kill you -Arab poverb-.

4. Pasif watcher

Diskusi yang ada didalam Televisi tidak bisa kita perdebatkan. Misalnya saja ada isu-isu politik atau sinetron yang tidak sesuai dengan hati nurani kita pasti kita berteriak atau marah-marah sendiri di depan TV. Beda dengan situs jejaring sosial seperti Twitter, Facebook, Blog, dll atau forum diskusi Internet, ada bagian komentar yang bisa kita berikan pendapat dengan cepat. Kita bisa aktif untuk mencari tahu permasalahan, foto, artikel yang lagi hits saat ini.

5. Losing Track

‘Ah bosan ni acaranya, ganti yang lain aja’ mengganti-ganti saluran TV akan membawa kita kehilangan tujuan ketika kita menyalakan TV tersebut. Kita akan terjebak di sofa, tangan kanan dengan remote, tangan kiri cemilan, dan kaki diangkat ke meja tanpa melihat jam saat itu. Disinilah kita kehilangan visi dan misi tersebut. Waktu kita akan terbuang dengan melihat kabar tidak baik, iklan, dan reality show yang direkayasa. Berbeda dengan membuka Internet karena bisa kita save, bookmark, download, dll supaya bisa kita lihat lagi diwaktu senggang.

Itulah 5 alasan menurut saya pribadi bahwa televisi membawa dampak negatif bagi masyarakat khususnya Indonesia. Saya berharap mulailah mengurangi menonton televisi yang tidak bermanfaat dan saya sangat hormat terhadap keluarga yang melarang anak-anaknya untuk tidak menyalakan TV dirumahnya. Ada quotes menarik dari John Lenon “If everyone demanded peace instead of another television set, then there’d be peace.” So… Tell us what you think and enjoy your new spend time ;))